Cerpen

NAMA: EKA PUSPITA SARI
KELAS : 12 ULW 1
MAPEL: BAHASA INDONESIA 
GURU MAPEL: IBU SUDARMI S.PD
MATERI CERPEN BULLYING : “AWAL BARU DI TENGAH LUKA”

• ASUMSI Cerpen
Gambar ini menggambarkan dua anak sekolah yang berjabat tangan dengan senyum, dikelilingi oleh beberapa orang yang tampak mendukung mereka. Judulnya, "AWAL BARU DI TENGAH LUKA", serta teks di bawahnya, "Perubahan dimulai dari keberanian dan saling menghargai," memberi kesan bahwa cerita ini berkaitan dengan perdamaian, rekonsiliasi, atau awal dari hubungan yang sebelumnya bermasalah.
Asumsi yang bisa diambil dari gambar dan judul ini:
Awal baru" bisa berarti langkah pertama yang berat dalam memperbaiki keadaan, terutama dalam situasi yang sulit atau menyakitkan ("di tengah luka").

Fakta Cerpen
1. Reno adalah seorang anak yang pendiam dan jarang berbicara.
2. Ia sering menjadi korban bullying oleh Dito dan teman-temannya.
3. Dinda adalah teman sekelas Reno yang memperhatikan kejadian bullying tersebut.
4. Dinda membela Reno dan membuat Dito dan teman-temannya merasa tak nyaman.
5. Dito meminta maaf kepada Reno dan mereka berdua mulai berteman.

Opini Cerpen
1. Reno mungkin merasa takut dan tidak percaya diri karena sering menjadi korban bullying.
2. Dito dan teman-temannya mungkin merasa bahwa mereka lebih kuat dan berkuasa atas Reno.
3. Dinda mungkin merasa iba dan ingin membantu Reno karena ia melihat kejadian bullying tersebut.
4. Reno mungkin perlu waktu untuk mempercayai Dito lagi setelah kejadian bullying tersebut.
5. Cerita ini menunjukkan bahwa bullying dapat menyebabkan dampak yang sangat besar pada korban, tetapi juga menunjukkan bahwa ada harapan untuk perubahan dan pertemanan.


Kritik Sastra Cerpen dalam "Awal Baru di Tengah Luka"
A. Tema
Tema utama dalam cerpen ini adalah perundungan (bullying) dan rekonsiliasi, dengan pesan moral tentang pentingnya menghargai perbedaan dan keberanian untuk menghadapi ketidakadilan.

• Kelebihan dan Kekurangan cerpen
Cerpen ini memiliki keunggulan dalam menyajikan tema bullying yang relevan dengan kehidupan nyata, sehingga mudah dipahami dan dapat menyentuh emosi pembaca. Dengan pesan moral yang jelas, cerita ini mengajarkan pentingnya empati, keberanian menghadapi ketidakadilan, serta perubahan sikap seseorang yang menyadari kesalahannya. Selain itu, penyelesaian cerita membawa harapan dengan menunjukkan bahwa seseorang bisa berubah menjadi lebih baik.

Namun, cerita ini juga memiliki beberapa kelemahan, seperti penyelesaian konflik yang terasa terburu-buru dan kurang realistis, serta kurangnya eksplorasi terhadap latar belakang konflik. Selain itu, peran pihak lain dalam penyelesaian konflik, seperti guru atau orang tua, tidak ditampilkan, sehingga terasa kurang mendalam. Pengembangan karakter juga terbatas, terutama dalam menggambarkan perubahan sikap Dito yang terjadi terlalu cepat tanpa proses yang lebih kompleks.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAPEL BAHASA INDONESIA (KEWIRAUSAHAAN)

MEMAHAMI TATA AKSARA EJAAN DI DALAM KALIMAT.

BAHASA INDONESIA