MAPEL BAHASA INDONESIA (KEWIRAUSAHAAN)

NAMA : EKA PUSPITA SARI
KELAS : 12 USAHA LAYANAN WISATA
MAPEL : BAHASA INDONESIA

BAB 2 Menimbang dan Mempresentasikan Ide Kewirausahaan


BAB 2              :     Menimbang dan Mempresentasikan Ide Kewirausahaan
Pembelajaran: 1. Menyimak Informasi Kewirausahaan dari Media Elektronik
                          2.   Memahami dan Melakukan Instruksi

Tujuan Pembelajaran :
Pembelajaran 1 : Menyimak Informasi Kewirausahaan dari Media Elektronik
11.2.1. Memahami penjelasan dari acara unjuk wicara di televisi, radio, atau aliran video secara saksama.
Pembelajaran 2 : Memahami dan Melakukan Instruksi Kompleks
11.2.2. Melakukan instruksi yang kompleks dan mengenali informasi yang tidak akurat atau mengandung bias dalam paaran teks aural.

PEMAHAMAN BERMAKNA
Pembelajaran 1 : Menyimak Informasi Kewirausahaan dari Media Elektronik
Mengenali informasi yang akurat dan sesuai dengan fakta dalam teks audiovisual.
Pembelajaran 2 : Memahami dan Melakukan Instruksi Kompleks
Memaknai instruksi yang kompleks, ide pokok dan ide terperinci, serta mengenali informasi yang tidak akurat dan mengandung bias dalam paparan teks aural.

Pembelajaran 1 : Menyimak Informasi Kewirausahaan dari Media Elektronik
Materi Pembelajaran
a. Informasi bersumber dari media audiovisual
Audiovisual adalah jenis media yang berisikan pesan atau informasi yang dibuat secara kreatif dan menarik dengan melibatkan indra pendengaran dan penglihatan untuk mengaksesnya.
b. Macam-Macam Media Audiovisual
Media audiovisual dapat dibagia menjadi dua macam.
1) Audiovisual murni, yakni baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber. Contohnya, televisi, video kaset, film bersuara.
2) Audiovisual tidak murni, yakni untuk suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, seperti film bingkai suara.
c. Kelebihan dan Kekurangan Media Audiovisual
Kelebihan penggunaan media audiovisual sebagai sumber informasi/ belajar (Ramadhan, 2017).
1) Sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif.
2) Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik serta animasi dalam satu kesatuan yang saling mendukung guna tercapainya tujuan pembelajaran.
3) Mampu menimbulkan rasa senang selama proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini akan menambah motivasi peserta didik selama proses belajar mengajar hingga didapatkan tujuan pembelajaran yang maksimal. 
4) Mampu menjangkau audiens yang jumlahnya besar, kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan untuk mengamati suatu objek.
5) Mampu memvisualisasikan materi yang selama ini sulit untuk diterangkan hanya dengan penjelasan atau alat peraga yang konvensional.
6) Mempermudah dan mempercepat guru menyajikan materi pembelajaran dalam proses pembelajaran, sehingga memudahkan peserta didik untuk mengerti dan memahaminya.
7) Media penyimpanan yang relatif mudah dan fleksibel. 
Kelemahan penggunaan media audiovisual sebagai sumber informasi/ belajar.
1) Memerlukan peralatan khusus atau sarana pendukung dalam penyajiannya.
2) Memerlukan tenaga listrik.
3) Memerlukan keterampilan dan kerja tim dalam pembuatannya.

Pembelajaran 2 : Memahami dan Melakukan Instruksi Kompleks
Materi Pembelajaran
Bias Informasi
Saat kita membandingkan dan menganalisis beberapa informasi/berita sangat dimungkinkan menemukan sebuah simpulan yang hampir sama mengenai nutralitas berita. Setiap informasi/ berita yang dibuat oleh media cenderung bias dan tidak menuliskan fakta dengan benar.
Bias informasi/berita dipilih berdasarkan keinginan setiap jurnalis untuk tujuan dan maksud tertentu. Bias informasi/berita yang dibuat media diwakili oleh jurnalis berkaitan dengan ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya bahkan pertarungan agama (Eriyanto, 2011). Mengutip pendapat Sobur (2009), bias berita muncul karena media masaa tidak berada di ruang yang vakum. Media massa merupakan industri yang berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam.
Bias informasi dapat diminimalisasi dengan menumbuhkan kemampuan berpikir kritis dan selalu melakukan hal-hal sebagai berikut.
a. Mencari informasi pambanding agar kita lebih yakin dengan informasi yang diperoleh.
b. Melakukan diskusi dengan pihak lain dengan latar belakang yang berbeda supaya memperoleh wawasan dan pemahaman yang lebih luas.
c. Senantiasa terbuka menerima perbedaan.
d. Jadilah pendengar yang baik untuk memperkaya wawasan.
e. Lakukanlah perenungan dan pikirkan kembali agar dapat menyaring, mengevaluasi, dan menghubungkan berbagai informasi yang diperoleh.
f. Keluar dari zona nyaman dengan cara mencari keterangan dan informasi baru.
g. Memahami bahwa suara terbanyak belum tentu mencerminkan kebenaran. Terkadang suara terbanyak seolah-olah mengonfirmasi kebenaran yang ada. Padahal, kita harus tetap melakukan cek dan ricek.
Sumber: https://www.idntimes.com/life/inspiration/syah-deva-ammurabi/7-tips-menghindari-bias-agar-kamu-lebih-objektif-menilai-sesuatu-c1c2/7 
LATIHAN
Pembelajaran 1
• Peserta didik dapat mencari video atau sumber informasi lain di internet tentang kegiatan kewirausahaan yang digagas oleh generasi milenial melalui kegiatan memirsa/menyimak kritis. Peserta didik diarahkan untuk membaca dan memirsa informasi lain untuk dikritisi dan diidentifikasi ketidakakuratan informasinya.
Pembelajaran 2
• Peserta didik dapat mencari video atau sumber informasi lain di internet tentang kegiatan kewirausahaan yang digagas oleh generasi milenial melalui kegiatan memirsa/ menyimak kritis. Peserta didik diarahkan untuk membaca dan memirsa informasi lain untuk dikritisi dan diidentifikasi ketidakakuratan informasinya.



2. PEMBELAJARAN: Menggunakan Kosakata Baru dari Teks Kewirausahaan

Tujuan Pembelajaran :
11.2.3. Menggunakan kosakata baru pada teks yang dibacakan berdasarkan pemahaman dan pemaknaannya terhadap tulisan, gambar, dan alat pengatur grafis (tabel, peta, grafik, dll) pendukung.

Pembelajaran 3 : Menggunakan Kosakata Baru dari Teks Kewirausahaan
Materi Pembelajaran
a. Makna Kata
Makna adalah hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam Kamus Linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi:
1) maksud pembicara;
2) pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia;
3) hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya, dan
4) cara menggunakan lambang-lambang bahasa (Harimurti Kridalaksana, 2001).
Berikut ini akan dipaparkan jenis-jenis makna tersebut :
1) Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
a) Makna Leksikal
Makna leksikal dapat diartikan sebagai makna yang bersifat leksikon, bersifat leksem, atau bersifat kata. Dapat pula dikatakan makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Makna leksikal sering pula disebut makna kamus.
b) Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang menyangkut hubungan intra bahasa, atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat. Makna leksikal dapat berubah ke dalam makna gramtikal secara operasional.
2) Makna Referensial dan Makna Nonreferensial
a) Makna Referensial
Makna referensial yaitu sesuatu diluar bahasa yang diacu oleh kata itu maka kata tersebut disebut kata bermakna referensial.
Misalnya kata meja dan kursi termasuk kata yang bermakna referensial karena keduanya mempunyai referen, yaitu sejenis perabot rumah tangga yang disebut meja dan kursi.
b) Makna Nonreferensial
Makna nonreferensial adalah sebuah kata yang tidak mempunyai referen (acuan). Seperti kata preposisi dan konjungsi, juga kata tugas lainnya. Dalam hal ini kata preposisi dan konjungsi serta kata tugas lainnya hanya memiliki fungsi atau tugas, tetapi tidak memiliki makna.
3) Makna Denotatif dan Makna Konotatif
a) Makna Denotaif
Makna denotatif (sering juga disebut makna denotasional, makna konseptual, atau makna kognitif karena dilihat dari sudut yang lain) pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya. Makna denotasi sering disebut sebagai “makna sebenarnya”. Contohnya kata ‘gadis’ dan ‘perawan’ Kata gadis dan perawan memiliki makna denotasi yang sama, yaitu wanita yang belum bersuami/lajang.
b) Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa, tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan kriteria-kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. 
Contonya, kata ‘bunga’, bunga secara konotatif bukan lagi ‘bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya; kembang’, melaikan bermakna juga ‘gadis/ perawan’. Bunga diartikan sebagai ‘bagian tumbuhan yang akan menjadi buah, biasanya elok warnanya dan harum baunya; kembang’ mengandung makna lugas atau makna denotatif. Bunga yang diartikan “gadis/ perawan’ mengandung makna kiasan atau makna konotatif.
b. Proses Penyerapan Kata
Kosa kata baru bahasa Indonesia dibentuk melalui tiga proses pembentukan, yaitu ubah bentuk, penyerapan, dan penerjemahan.
Ubah bentuk dilakukan melalui proses afiksasi, akronim, blending, dan kliping terhadap kosa kata yang ada. Penyerapan dilakukan melalui peminjaman kosa kata dari bahasa lain (bahasa daerah/ bahasa asing), dan penerjemahan dilakukan melalui alih makna. Penyerapan kosa kata asing dalam bahasa Indonesia lebih lanjut dapat dipelajari dalam buku Pedoman Pengindonesiaan Nama dan Kata Asing yang disusun oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemdikbud.
Ada tiga bentuk penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.
1) Adopsi
Adopsi adalah penyerapan yang dilakukan secara utuh tanpa melakukan perubaan atau penyesuaian. Adopsi ini berlaku jika sistem kata yang diambil telah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Contoh, kata novel, mall, radio, dialog. 
Penulisan kata yang diadopsi ke dalam bahasa Indonesia itu biasanya sama dengan kata sumbernya. Tetapi, pelafalannya disesuaikan dengan kaidah bunyi kata bahasa Indonesia.
2) Adaptasi
Adaptasi adalah penyerapan yang disesuaikan dengan kaidah yang berlaku, baik kaidah bunyi maupun kaidah penulisan.
Contoh kata ‘computer’ (bhs. Inggris) diadaptasi menjadi ‘komputer’ (bhs. Indonesia), kata ‘system’ (bhs. Inggris) diadaptasi menjadi ‘sistem’ (bhs. Indonesia)
3) Penerjemahan
Dalam penerjemahan istilah asing tidak selalu perlu bentuk yang berimbang arti satu lawan satu. Hal yang pertama-tama harus diikhtisarkan ialah kesamaan dan kepadanan konsep, bukan kemiripan bentuk luarnya atau makna harfiahnya.
Medan makna dan ciri makna istilah bahasa asing masing-masing perlu diperhatikan. Misalnya, network (jaringan), download (unduh), upload (unggah).
Sumber: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 1987
LATIHAN: Menggunakan kata-kata Khususu
1. Carilah makna kata berikut ini
a. inovasi
b. kriteria
c. klaim
d. sengketa
e. portal
f. orisinal
g. orinalitas
h. finalis
i. kategori
2. Gunakan kata-kata pada poin satu ke dalam satu kalimat yang tepat.
3. Perhatikan gambar berikut ini.

 
Di dalam gambar 2.4 kalian dapat menemukan kosakata dalam bahasa Indonesia yang bercampur dengan bahasa Inggris. Apa yang harus kalian lakukan?
a. Carilah padanan dari kata-kata dalam bahasa Inggris tersebut.
Tabel 2.3 Istilah Asing dan Padanannya
Istilah Asing Padanan
matching tools
design thinking
lean startup
methodology
business model
b. Gunakan kata-kata pada poin a masing-masing dalam satu kalimat yang tepat tentang bisnis.




3. PEMBELAJARAN: Menimbang dan Mempresentasikan Ide Kewirausahaan

Tujuan Pembelajaran :
11.2.4. Menggunakan kalimat dengan ejaan (tata tulis) yang baik.

Materi Pembelajaran
Materi mengenai tanda baca dapat dilihat pada penjelasan di Buku Siswa hlm. 52-54. Sebagai pedoman guru dan peserta didik, guru dapat mengunduh file PDF Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia melalui tautan:
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/PUEBI.pdf

Penggunaan Tanda Baca pada Pemerincian

Contoh 1:
Persyaratan dokumen peserta untuk mengikuti perlombaan, yaitu
a. fotokopi KTP/SIM/Paspor,
b. pasfoto 4 cm x 6 cm, dan
c. daftar riwayat hidup.
Pada kata ‘yaitu’ tidak perlu dibubuhi tanda titik dua. Perincian berupa
kata atau frasa (kelompok) kata menggunakan tanda koma (,) dan
diakhiri dengan tanda titik.

Contoh 2:
Berikut ini ialah langkah-langkah pendaftaran yang harus dilakukan:
a. mendaftar melalui situs web;
b. mengisi identitas pendaftar di situs web; dan
c. mengirimkan dokumen persyaratan selambat-lambatnya tanggal
2 Mei 2021.

Contoh 3:
Mohon untuk diingat
a. mendaftar melalui situs web;
b. mengisi identitas pendaftar di situs web; dan
c. mengirimkan dokumen persyaratan selambat-lambatnya tanggal
2 Mei 2021.

LATIHAN
Perbaikilah penulisan kalimat berikut ini sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.
1. Lima orang yang akan mewakili SMA Merah Putih, yaitu: Dian, Mustaqim, Bara, Indah dan Frans.
2. Seminar itu akan diselenggarakan pukul 9.00-12.00 bertempat di Aula SMA Merah Putih.
3. Menurut pak Guru Hamid, nanti pukul 14.00 para Guru akan melaksanakan rapat di ruang guru.
4. Mereka membeli french fries di Kendari Fried Chicken.
5. Sekadar menginformasikan bahwa portal di kompleks Pondok mutiara akan dibuka tutup selama PKM mikro Covid-19.


4. PEMBELAJARAN: Kiat Menyajikan Data di dalam Teks

Tujuan Pembelajaran :
11.2.5. Menggunakan format penyajian data yang efektif untuk mendukung ide pokok di dalam teks.
Pemahaman Bermakna
    Menulis teks prosedur tentang materi kompleks yang dikenalinya dengan alur yang runut

Pembelajaran 5 Kiat Menyajikan Data di dalam Teks
Materi Pembelajaran
Sebuah data dapat disajikan di dalam teks dalam berbagai bentuk, yakni disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat penjelasan, bentuk tabel, grafik atau diagram, dan dalam bentuk infografik. Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada Buku Siswa hlm. 55-57.

Untuk memahami bagaimana data itu disajikan, bacalah uraian berikut ini.
1. Sebuah data dapat disajikan di dalam teks dalam berbagai bentuk. Ada data yang disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat penjelasan seperti contoh berikut.

Jakarta, Petrominer–Kementerian Perindustrian (Kemenperin)
melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka
(IKMA) terus memacu jumlah wirausaha muda di sektor industri
kreatif. Tentunya, upaya ini untuk mendukung kontribusi positif
terhadap perekonomian nasional, dan sekaligus membawa efek ganda
(multiplier effect) bagi pertumbuhan ekonomi kreatif di tanah air.
Langkah tersebut terkait dengan penelitian yang dilaksanakan oleh
IDN Research Institute (Indonesia Millenial Report 2019). Dimana
disebutkan bahwa 94,4 persen generasi milenial Indonesia telah
terkoneksi dengan internet. Selain itu 69,1 persen generasi milenial
berminat untuk membuka usaha, artinya 7 dari 10 milenial memiliki
jiwa entrepreneurship (kewirausahaan).

2. Data juga dapat disajikan dalam bentuk tabel seperti berikut ini.

 
Gambar 2.5 Tabel Peraih Medali FIKSI 2019 Bidang Boga
Sumber: Direktorat SMA/Kemdikbud (2019)

3. Selain tabel, sebuah data juga dapat disajikan dalam bentuk grafik atau diagram seperti berikut.
 
Gambar 2.6 Diagram Preferensi Pekerjaan yang Disukai Generasi Muda Indonesia
Sumber: Sea Grup/Databoks.co.id (2019)
Saat ini penyajian data dalam bentuk infografik sudah populer dilakukansebagaimana telah kalian pelajari bab sebelumnya.

 
Gambar 2.7 Infografik Milenial di Dunia Kerja
Sumber: Kumparan.com (2021), dengan perubahan
Ayo Berlatih
Carilah sebuah laporan yang mengandung data. Sebutkanlah bentuk penyajian data di dalam laporan tersebut. Berikan pendapatmu tentang data yang disajikan. Apakah data tersebut sangat efektif serta mendukung ide pokok di dalam bacaan?
Tabel 2.4 Hasil Analisis Data di dalam Laporan
HASIL ANALISIS DATA DI DALAM LAPORAN
Jenis Data yang Digunakan Deskripsi teks
Tabel
Grafik/diagram
Infografik
Lainnya: ….

Dukungan Data terhadap Ide
Pokok Sangat Mendukung
Tidak Mendukung

Akurasi Data Akurat
Tidak Akurat
Sebutkan bagian yang tidak akurat: ….

Saran untuk Penyajian Data …….


5. PEMBELAJARAN: Menulis Teks Prosedur dari Sumber Informasi yang Valid

Tujuan Pembelajaran :
11.2.6. Menggunakan sumber informasi yang valid untuk menulis teks prosedur tentang materi kompleks dengan alur yang runut.

Pembelajaran 6 Menulis Teks Prosedur dari Sumber Informasi yang Valid
Materi Pembelajaran
a. Pengertian dan Tujuan Teks Prosedur
Teks prosedur adalah teks yang berisi tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan agar suatu pekerjaan dapat dilakukan. Menurut Mahsun (2014: 30) teks prosedur adalah teks yang bertujuan untuk memberikan pengarahan atau pengajaran tentang langkah-langkah sesuatu yang telah ditentukan. Teks posedur berisikan suatu pengamatan ataupun percobaan, lebih lanjut Mahsun menjelaskan bahwa teks prosedur memiliki struktur berpikir: judul, tujuan, daftar bahan, urutan tahapan pelaksanaan, pengamatan dan simpulan. Menurut Priyatni (2014: 87) teks prosedur adalah teks yang memberikan petunjuk atau menggunakan sesuatu dengan langkah-langkah yang urut.
Tujuan komunikatif teks prosedur adalah memberikan petunjuk atau cara melakukan sesuatu melalui serangkaian tindakan atau langkah-langkah (Kemendikbud, 2013: 84).
b. Sistematika Teks Prosedur
Priyatni (2014:87) mengungkapkan struktur teks prosedur terbagi atas 4 bagian, yaitu:
1) Judul
a) Dapat berupa nama benda/sesuatu yang hendak dibuat/ dilakukan.
b) Dapat berupa cara melakukan/menggunakan sesuatu.
2) Tujuan
a) Dapat berupa pernyataan yang menyatakan tujuan penulisan.
b) Dapat berupa paragraf pengantar yang menyatakan tujuan penulisan.

3) Bahan atau alat
a) Dapat berupa daftar/rincian.
b) Dapat berupa paragraf.
c) Pada teks prosedur tertentu misalnya cara melakukan sesuatu, tidak diperlukan bahan/alat.
4) Tahapan
a) Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan penomoran. 
b) Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan urutan : pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
c) Berupa tahapan yang ditunjukkan dengan kata yang menunjukkan urutan waktu : sekarang, kemudian, setelah dan seterusnya.
d) Tahapan biasanya dimulai dengan kata yang menunjukkan perintah : tambahkan aduk tiriskan, panaskan dan lain-lain.
c. Kaidah Penulisan Teks Prosedur
Menurut Semi ( 2007: 42), setiap penulis dituntut agar terampil menggunakan bahasa tulis. Bahasa tulis yang dimaksud adalah semua pemakaian unsur bahasa, yaitu ejaan, kata, ungkapan kalimat dan pengembangan paragraf. Kaidah penulisan teks prosedur adalah memperhatikan tata penulisan. Tata penulisan yang dimaksud adalah tata penulisan yang sesuai dengan ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Dalam KBBI (2014: 353), menyatakan bahwa ejaan adalah kaidah cara melambangkan bunyi-bunyi (kata, kalimat.
dsb.) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. 
Tata penulisan atau ejaan yang sering terdapat pada teks prosedur adalah penggunaan tanda baca dan penggunaan huruf kapital.
LATIHAN
Buatlah teks prosedur dengan bahasa kalian sendiri. Gunakan istilah dalam bahasa Indonesia.
 

6. PEMBELAJARAN: Kiat Menyampaikan Gagasan secara Runut

Tujuan Pembelajaran :
11.2.7. Menyampaikan ide/gagasan informatif secara runut dengan menggunakan contoh-contoh yang mendukung. (Presentasi)

Pembelajaran 7 Kiat Menyampaikan Gagasan secara Runut
Materi Pembelajaran
Presentasi adalah komunikasi sebagai sebuah proses yang dilakukan oleh individu untuk mengirimkan rangsangan (stimulus) untuk mengubah perilaku individu lain. Materi presentasi lebih lengkap dapat dilihat di Buku Siswa hlm. 64-66.
Setelah mempelajari banyak hal dalam Bab 2 ini, kalian mendapat tantangan untuk mempresentasikan ide atau gagasan wirausaha. Sebelum itu, pelajari dulu hal berikut ini.

      Presentasi usaha atau presentasi bisnis adalah teks dan gambar yang mengandung rencana bisnis dari suatu produk atau jasa. Teks dan gambar tersebut lazim dibuat dalam bentuk salindia. Kalian dapat menggunakan aplikasi pembuat salindia atau presentasi.
        Di dalam presentasi usaha terdapat poin-poin informasi berikut ini:
1. profil usaha (nama usaha, pendiri/pemilik usaha, visi dan misi);
2. produk atau jasa yang ditawarkan;
3. proses produksi;
4. keunggulan produk atau jasa;
5. analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan;
6. strategi pemasaran;
7. target penjualan per tahun; dan
8. kebutuhan permodalan.
        Jika kalian ingin menjadi seorang wirausaha, tentu kalian perlu memiliki keterampilan mempresentasikan ide usaha kalian apabila mengikuti suatu lomba atau hendak mendapatkan pendanaan dari investor. Bagaimana mempertimbangkan ide usaha?
         Ide usaha bagi peserta didik SMA harus memenuhi kriteria berikut ini:
1. menjawab permasalahan banyak orang sebagai solusi;
2. memungkinkan itu dilaksanakan atau diproduksi dengan cara sederhana;
3. bahan baku tersedia dengan mudah dan murah;
4. tidak membahayakan bagi lingkungan; dan
5. memiliki pasar yang potensial di masyarakat.
       Bagaimana mempresentasikan sesuatu secara efektif dan mengena? Ikuti tip berikut ini.
1. Persiapkan diri secara lebih baik dengan cara berikut: 
(a) mempelajari materi yang akan dipresentasikan; 
(b) menentukan busana yang akan digunakan; 
(c) mengenali audiensi (pendengar/pemirsa presentasi); dan
(d) mengetahui durasi (waktu yang disediakan) untuk presentasi.
2. Cek terlebih dahulu alat-alat pendukung presentasi, seperti laptop, pointer, dan proyektor, terutama sambungan daya listrik. Pastikan semua peralatan berfungsi dengan baik.
3. Bukalah presentasi dengan mengucapkan salam kepada audiensi yang hadir. Kalian juga dapat mengucapkan salam penghormatan kepada audiensi khusus, seperti pejabat dan tokoh yang hadir.
4. Sampaikan garis besar materi yang akan kalian presentasikan dalam satu menit pertama secara ringkas. Ungkapkanlah data atau fakta yang dapat menarik perhatian audiensi.
5. Selanjutnya, mulailah menjelaskan salindia yang ditampilkan secara tahap demi tahap. Pastikan susunan salindia sudah runtut dan sistematis.
6. Tataplah audiensi, lakukan kontak mata kepada beberapa orang audiensi dalam beberapa detik. Hindarkan selalu melihat ke salindia karena hal itu menunjukkan kalian tidak menguasai apa yang dipresentasikan. Sampaikan presentasi secara rileks, hindarkan kesan kaku dan tegang
saat berbicara.

LATIHAN
Berikut ini matriks presentasi untuk membantu kalian mempersiapkan salindia.
Salindia 1: judul presentasi atau judul usaha yang hendak dipresentasikan.
Salindia 2: profil usaha produk atau jasa.
Salindia 3: produk/jasa yang ditawarkan.
Salindia 4: proses produksi berupa alur.
Salindia 5: keunggulan produk atau jasa dibandingkan produk/ jasa lain.
Salindia 6: analisis peluang, tantangan, kekuatan, dan kelemahan.
Salindia 7: strategi pemasaran
Salindia 8: target penjualan per tahun.
Salindia 9: kebutuhan pembiayaan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMAHAMI TATA AKSARA EJAAN DI DALAM KALIMAT.

BAHASA INDONESIA